Monday, 28 May 2018

Materi Subnetting

Materi Subnetting

MATERI SUBNETTING
          Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memcah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP Address kelas A, IP Address Kelas B dan IP Address Kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.

Alasan Melakukan Subnetting

  1. Mengalokasikan IP Address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memiliki 254,65.600, atau 16 juta IP Address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP Address.
  2. Alasan kesua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil - bahkan lebih kecil - dari Class C address.

Tujuan Subnetting

Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 - 10 = 244 alamat yang tidak terpakai).
  2. Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
  3. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
  4. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
  5. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
  6. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
  7. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.

Fungsi Subnetting

Fungsi subnetting antara lain sebagai berikut :

  • Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
  • Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
  • Pengelolaan yang disederhanakan.
  • Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.

Proses Subnetting

Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain:

  1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
  2. Menentukan jumlah host per subnet.
  3. Menentukan subnet yang valid.
  4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
  5. menentukan host-host yang valid untuk tiap subnet.

Mengenal Teknik Subnetting

       Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:

              Network Perusahaan
              Alamat Jaringan              : 192.168.1.0
              Host Pertama                  : 192.168.1.1
              Host Terakhir                  : 192.168.254
              Broadcast Address          : 192.168.1.255

       Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:

              Network Divisi A
              Alamat Jaringan / Subnet A   : 192.168.1.0
              Host Pertama                          : 192.168.1.1
              Host Terakhir                         : 192.168.126
              Broadcast Address                 : 192.168.1.127

              Network Divisi B
              Alamat Jaringan / Subnet B   : 192.168.1.128
              Host Pertama                          : 192.168.1.129
              Host Terakhir                          : 192.168.1.254
              Broadcast Address                  : 192.168.1.255

       Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.

Subnet Mask

         Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bias kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sebagai berikut :

Class
Oktet Pertama
Subnet Mask Default
Private Address
A
1 – 127
255.0.0.0
10.0.0.0 – 10.255.255.255
B
128 – 191
255.255.0.0
172.16.0.0 – 172.31.255.255
C
192 – 223
255.255.255.0
192.168.0.0 – 192.168.255.255
           
            Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan local atau non local.

            Network ID dan Host ID di dalam IP Address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
BIT SUBENT (Default)
SUBNETMASK (Default)
A
11111111 00000000 00000000 00000000
255.0.0.0
B
11111111 11111111 00000000 00000000
255.255.0.0
C
11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.0

            Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP Address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP Address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP Address class.

Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:

                Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit, octet pertama dari subnet pasti 255.
1.       Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah tidak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast anddress dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
2.       Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.


BINARY OCNET
DECIMAL
00000000
0
10000000
128
11000000
192
11100000
224
11110000
240
11111000
248
11111100
252
11111110
254
11111111
255

Penghitungan Subnetting

                Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relative lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
Jumlah Subnet.
Jumlah Host per Subnet.
Blok Subnet.
Alamat Host-Broadcast.

                Penulisan IP Address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP Address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binary 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:

11111111.11111111.11111111.00000000(255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classles Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Previous Post
Next Post

0 comments: