MAKALAH
ARSITEKTUR & PROTOKOL JARINGAN
Dosen Pembimbing :
Rahmat Irsyada, M.Kom
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1.
Didik Abdul Mukmin
2.
Wardi Utomo
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SUNAN GIRI BOJONEGORO
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat
anugerah dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
“Arsitektur & Protokol Jaringan”. Sebelumnya penulis ingin berterimakasih
kepada Bapak Rahmat Irsyada, M.Kom selaku dosen mata kuliah “Pemrograman
Jaringan” yang telah memberikan tugas makalah ini kepada penulis.
Dalam
menyelesaikan makalah ini, penulis banyak menemukan kesulitan-kesulitan dalam
merangkai kata-kata yang baik dan benar. Namun, penulis membuat makalah ini
dengan sebenar-benarnya.
Penulis menyusun
makalah ini berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dengan bantuan
sumber-sumber yang didapatkan dari internet. Penulis berharap makalah ini dapat
dimengerti oleh siapapun yang membacanya. Selain itu juga dapat berguna dan
menambah pengetahuan.
Akhirnya, makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Namun, makalah ini masih ada kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Sehingga penulis masih membutuhkan kritik dan
saran untuk membangun dan memberikan masukan yang baik dari rekan-rekan sangat
dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Bojonegoro, 29 September 2018
Penyusun :
1.
Didik Abdul Mukmin
2.
Wardi Utomo
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Komunikasi data pada prinsip dasarnya
adalah suatu proses pengiriman data dari komputer satu dengan komputer yang
lain supaya terjadinya pertukaran suatu paket data. Namun, terdapat berbagai
masalah yang rumit seperti halnya untuk berkomunikasi antara komputer satu
dengan yang lain harus ada kesamaan bahasa di antara keduanya, selain itu
adalah bagaimana pengiriman paket data tersebut terkirim tepat ke komputer
tujuan, dan menjadi masalah pula apabila komputer tersebut tidak berada pada
jaringan yang sama.
Protokol dapat dimisalkan sebagai 2 orang
dari bangsa yang berbeda yang akan berdialog dan berkomunikasi dengan bahasa
mereka masing-masing. Sehingga dapat dipastikan komunikasi antara kedua orang
tersebut tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, supaya komunikasi
kedua orang tersebut berjalan dengan lancar dapat menggunakan jasa penerjemah
atau kalau dalam pembahasan kali ini adalah Protokol.
Demikian juga halnya dengan 2 komputer
dari pabrik yang berbeda akan melakukan komunikasi data dengan caranya
masing-masing juga tidak akan berjalan dengan baik. Supaya komunikasi antar
kedua komputer dapat berjalan dengan baik dan dapat dimengerti masing-masing
komputer dapat menggunakan bantuan protokol yang dapat digunakan secara umum.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dan fungsi
Protokol ?
2. Apa yang disebut Model OSI ?
3. Apa yang disebut Model TCP/IP ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui karakteristik dan fungsi
Protokol.
2. Mengenal Model OSI.
3. Memahami Model TCP/IP.
D.
Manfaat
1. Untuk mengenal dan memahami tentang
arsitektur dan fungsi protokol, Model OSI, dan Model TCP/IP.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Dasar
Protokol adalah suatu sistem atau
sekumpulan perintah yang mengatur dan mengijinkan terjadinya proses komunikasi,
pengiriman dan penerimaan data, serta pengkoordinasian semua komputer yang
terdapat pada jaringan sehingga dapat melakukan semua aktifitas tersebut dengan
baik.
Protokol dapat diterapkan pada perangkat
keras, perangkat lunak atau kombinasi antara keduanya. Pada tingkatan terendah,
protokol mendefinisikan koneksi pada perangkat keras. Protokol digunakan untuk
menentukan jenis layanan yang akan dilakukan oleh internet.
Protokol internet pertama kali dirancang
pada awal 1980-an tepatnya pada tahun 1982. Pada awalnya protokol tersebut
hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa node saja dan tidak diprediksikan
akan berkembang secara global seperti pada saat ini. Baru pada awal tahun
1990-an mulai disadari bahwa internet tumbuh secara pesat diseluruh dunia. Dari
situ, banyak bermunculan berbagai jenis protokol yang digunakan untuk kalangan
tertentu.
Namun timbullah masalah baru, yaitu jenis
protokol dari pabrik tertentu tidak bisa saling terhubung dengan jenis protokol
dari pabrik lain. Akhirnya, ISO (International Standard Organization) membuat
standarisasi protokol yang disebut dengan OSI (Open System Interconnection).
Tetapi dalam perkembangannya, OSI digantikan dengan TCP/IP yang lebih diterima
oleh masyarakat.
Berikut adalah gambar dari protokol
sederhana yang terdiri dari 3 layer (lapisan).
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa
komunikasi dapat dibagi menjadi 3 yang dapat berdiri sendiri yaitu :
1. Network Access Layer.
2. Transport Layer.
3. Application Layer.
1) Network Access Layer, berfungsi sebagai
berikut :
·
Menyediakan
alamat tujuan dari komputer.
·
Bergantung
pada jenis jaringan yang digunakan (LAN, Packet Switched, dan lain-lain).
2) Transport Layer, berfungsi sebagai
berikut:
·
Pertukaran
data lebih nyata.
·
Tidak terikat
pada jaringan yang digunakan.
·
Tidak
terikat pada aplikasi.
3) Application Layer, berfungsi sebagai
berikut:
·
Mendukung
untuk menggunakan aplikasi yang berbeda.
·
e-mail,
dan file transfer.
B.
Karakteristik
dan Fungsi Protokol
1.
Karakteristik
Protokol
a. Langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada
sistem dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung. Yakni kontrol informasi
dan data melintas langsung diantara kedua entitas tersebut tanpa adanya
pengatur yang lain.
b. Tidak Langsung
Apabila sistem dihubungkan dengan swich jaringan komunikasi, atau
mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol
secara langsung.
c. Monolitis
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada entiti diperlakukan
sebagai sebuah unit. Sehingga tugas dilakukan mandiri oleh unit tersebut.
Misalnya pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang
berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai
dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan
seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain
siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim juga siap mengirimkan data.
d. Terstruktur
Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan
atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang
lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi hanya menerima
service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada
tingkat lebih tinggi tergantung pada entiti pada tingkat yang lebih rendah
untuk bertukar data.
e. Simetris/Non Simetris
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat berkomunikasi antara entiti
sejenis. Sedangkan protokol tidak simetris diterapkan pada protokol yang mempunyai
tingkatan lebih tinggi/rendah, seperti hubungan antara “client” dan “server”.
f.
Standar/Non
Standar
Protokol standar adalah sebuah protokol yang digunakan sebagai standard
penghubung jaringan, misalnya : TCP/IP. Sedangkan protokol non standar adalah protokol
yang dibuat untuk situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model
komputer khusus.
2.
Fungsi-fungsi
Protokol
1. Enkapsulasi
Berfungsi sebagai pelengkap informasi
yang hendak dikirimkan. Selanjutnya, paket data tersebut dikenal dengan sebutan
frame. Umumnya data-data tersebut dikirimkan ke blok-blok serta dikontrol oleh
PDU (Protokol Data Unit).
Tiap-tiap PDU berisi data dan kontrol
informasi, seperti alamat pengirim atau penerima, kode koreksi (untuk memeriksa
urutan frame) dan kontrol protokol yang berupa informasi tambahan yang berguna
mengaplikasikan fungsi-fungsi protokol. TFCP, HDLC, ATM, AAL5, LLC, frame
relay, IEEE 802.3 dan IEEE 802.11 adalah protokol yang mempunyai enkapsulasi.
2. Connection Control
Fungsinya adalah sebagai pembangun komunikasi
antara transmitter dan receiver, termasuk pengiriman data serta penghentian
hubungan. Pada saat pemindahan informasi tanpa sambungan (sinyal koneksi belum
dibangun), PDU diperlakukan sendiri-sendiri, contohnya datagram. Saat koneksi
tersedia terdapat 3 fase yang terjadi, yakni penentuan lokasi, perpindahan
data, serta penghentian sambungan. Selama ada koneksi, Connection Control dapat
menyelamatkan dan memperbaiki sambungan per tahap untuk mengatasi gangguan yang
mungkin dialami.
3. Flow Control
Protokol yang memiliki fungsi flow
control akan mengatur arus data dari pengirim ke penerima. Ia bekerja dengan
membatasi jumlah data yang ditransfer. Flow Control harus memiliki fungsi Stop
and Wait yang mana cara kerjanya yaitu, Transmitter memindahkan frame ke
receiver. Setelah diterima, receiver mengirimkan balasan bahwa frame telah
sampai tujuan dan frame siap menerima deretan data berikutnya. Jika receiver
belum mengirimkan pesan balasan, transmitter tidak akan menyalurkan frame
selanjutnya.
Fungsi stop and wait ini akan efektif
apabila digunakan untuk mengirimkan data dengan jumlah frame yang sedikit.
Sebab apabila terlalu banyak akan membuat frame dipecah menjadi blok-blok
dengan ukuran yang lebih kecil sebelum ditransmisikan. Flow Control harus diaplikasikan
di beberapa protokol karena berguna untuk mengatur traffic, menyediakan spasi
dan mendeteksi banjir data pada jaringan.
4. Error Control
Error control diperlukan untuk menjaga
data dan informasi dari kerusakan. Biasanya error control terdiri dari error
detection dan transmisi ulang. Untuk error detection, disisipkan kode
pendeteksi kesalahan pada paket yang ditransmisikan. Jika terdeteksi kesalahan
penerimaan pada receiver, paket tersebut akan dibuang dan akan dilakukan
permintaan transmisi ulang untuk paket yang dibuang tersebut.
5. Addressing
Konsep pengalamatan meliputi hal-hal seperti berikut :
a) Addressing level (tingkatan
pengalamatan), menunjuk pada tempat dimana suatu entiti berada. Biasanya,
alamat seperti ini disebut dengan network-level
addressing. Contohnya dalam arsitektur TCP/IP disebut dengan alamat IP (IP
Address) sedangkan dalam OSI disebut dengan Network
Service Access Point (NSAP).
b) Addressing Scope (jangkauan
pengalamatan).
c) Connection Identifiers (Identifikasi
Koneksi), koneksi ini muncul pada transfer data yang lebih berorientasi
koneksi. Pada koneksi data berorientasi koneksi, kadang hanya digunakan sebuah
nama pada koneksi selama fase transfer data. Keuntungan penggunaan Identifikasi
Koneksi antara lain :
·
Mengurangi
Overhead
·
Dapat
menentukan rute yang jelas (routing)
·
Efektif
untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
·
Saat suatu
koneksi dijalankan, ujung sistem mampu mempertahankan informasi kondisi yang
berkaitan dengan koneksi tersebut.
d) Addressing Mode (Mode Pengalamatan),
Berhubungan dengan rujukan sistem tunggal (unicast address) atau port.
6. Multiplexing
Multiplexing selain digunakan pada sistem pengalamatan yang menunjukkan
koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari sistem tunggal ke
port, juga berhubungan dengan pemetaan koneksi dari satu level ke level yang
lainnya.
7. Transmission service
Sebuah protokol dapat menyediakan berbagai jenis layanan tambahan pada
entiti-entiti yang menggunakannya. Contohnya :
a) Prioritas : pesan-pesan tertentu,
misalnya control message digunakan
untuk mengetahui delay minimum.
b) Mutu layanan : golongan data tertentu
membutuhkan laju penyelesaian minimum atau batas penundaan maksimum.
c) Security : kemungkinan dimintanya
mekanisme pengamanan atau pembatasan akses.
C.
Model OSI (Open
System Interconnection)
Pengertian Model OSI (Open System
Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri dari atas tujuh
layer, masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. OSI
dikembangkan oleh badan internasional yaitu ISO (International Organization for
Standarization) pada tahun 1977. Model ini dikenal juga dengan model tujuh
lapis OSI (OSI seven layer model).
Setiap lapisan berfungsi untuk melakukan
fungsi-fungsi spesifik untuk mendukung lapisan diatasnya dan sekaligus juga
menawarkan layanan untuk lapisan dibawahnya. Tiga lapisan terbawah akan fokus
pada melewatkan trafic melalui jaringan kepada suatu sistem yang terakhir.
Empat lapisan teratas akan bermain pada sistem terakhir untuk menyelesaikan
proses komunikasinya.
Pembagian tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut :
1.
Membuat
komunikasi jaringan ke bagian yang lebih sederhana.
2.
Membuat
standar untuk komponen jaringan yang memungkinkan pengembangan dan
multiple-vendor.
3.
Memungkinkan
hardware dan software jaringan yang berbeda untuk berkomunikasi satu dengan
yang lain.
4.
Mencegah
efek perubahan dalam sebuah layer mempengaruhi layer yang lain, sehingga dapat
berkembang lebih cepat.
Model OSI
dibuat untuk mengatasi berbagai kendala Internetworking akibat perbedaan
arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu, komunikasi antar komputer yang
berbeda sangat sulit untuk dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan vendor
dan format data yang berbeda-beda. Sehingga ISO (International Organization for
Standarization) membuat sebuah arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open
System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk
menghubungkan komputer-komputer dengan vendor yang berbeda.
a) Definisi masing-masing layer pada model
OSI
1. Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Berfungsi sebagai antarmuka dengan
aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat
mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang
berada pada lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2. Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang
hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan
melalui jaringan. Protokol yang berada pada level ini adalah Perangkat lunak
redirector (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows
NT) dan juga network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote
Desktop Protokol (RDP)).
3. Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana
koneksi dapat dibuat, dipeliharak, atau dihancurkan. Selain itu, dalam layer
ini dilakukan pula resolusi nama.
4. Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam
paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga
dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level
ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses
(acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket data yang
hilang ditengah jalan.
5. Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan
alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan
routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
6. Data-link Layer
Berfungsi untuk menentukan bit-bit data
dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level
ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras
(seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menentukan
bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan swich
layer-2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi 2 level
anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC).
7. Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media
transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan
(seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan.
Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card
(NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
b) Kelebihan dan Kekurangan OSI Layer
1.
Kelebihan
pada OSI Layer
a. Memberikan bahasa dan referensi yang sama
antar sesama professional.
b. Membagi tugas jaringan kedalam
layer-layer logis demi kemudahan dalam pemahaman.
c. Memberikan kekuasaan pada fitur-fitur
khusus pada level-level yang berbeda.
d. Memudahkan dalam troubelshooting.
e. Mendorong standard interoperability antar
jaringan dan peranti.
f.
Memberikan
modularity dalam fitur-fitur jaringan (developer dapat mengubah fitur-fitur
tanpa mengubah dengan cara pendekatan keseluruhan).
2.
Kekurangan
pada model OSI Layer :
a.
Layer-layer
OSI adalah teoritis belum tentu pada penerapannya melakukan fungsi yang
sesungguhnya.
b.
Implementasi
suatu protokol tertentu bisa tidak mewakili setiap layer OSI (atau bisa
tersebar disetiap layer).
D.
Model TCP/IP
(Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas
internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di
dalam jaringan internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri karena
protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol
suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang banyak digunakan saat
ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di
sistem operasi. Istilah yang digunakan pada perangkat lunak ini adalah TCP/IP
stack.
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal
1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer
dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan
sebuah standard jaringan yang terbuka yang bersifat independen terhadap
mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan
dimana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang
disebut dengan alamat IP (IP Address) yang mengizinkan beberapa ratus juta
komputer untuk saling berhubungan satu sama lain dalam internet. Protokol ini
juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan
sistem-sistem yang berbeda (seperti Microsoft Windows dan Keluarga UNIX) untuk
membentuk jaringan yang heterogen.
a. Keunggulan TCP/IP adalah sebagai berikut
:
1. Open Protocol Standard, yaitu tersedia
secara bebas dan dikembangkan independen terhadap komputer hardware ataupun
sistem operasi apapun. Karena didukung secara meluas, TCP/IP sangat ideal untuk
menyatukan bermacam hardware dan software, walaupun tidak berkomunikasi lewat
internet.
2. Independen dari Physical Network
Hardware. Ini menyebabkan TCP/IP dapat mengintegrasikan bermacam network, baik
melalui ethernet, token ring, dial-up, X.25/AX.25 dan media transmisi fisik
lainnya.
3. Skema pengalamatan yang umum menyebabkan
device yang menggunakan TCP/IP dapat menghubungi alamat device-device lain di
seluruh network, bahkan internet sekalipun.
4. Hight Level Protocol Standard, yang dapat
melayani user secara luas.
b. Cara Kerja TCP/IP
1.
Untuk
memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu jaringan yang
terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan perantara untuk
memindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman dan langsung.
2.
Internet
menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara aman ditempat tujuan.
3.
Saat
seorang pengguna internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain, TCP/IP mulai
bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data kecil, menambahkan
beberapa informasi (dapat dianggap sebagai pengiriman barang), sehingga
komputer penerima memastikan bahwa paket yang diterimanya tidak mengalami
kerusakan sepanjang pengiriman. IP menambahkan label yang berisikan informasi
alamat pada peket tersebut.
4.
Deretan
paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan memakai berbagai
jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang disebut router dipasang di
titik persimpangan jaringan dan memutuskan jalur mana yang paling efisien yang
menjadi langkah berikut dari sebuah paket. Router membantu mengatur arus lalu
lintas di Internet dengan membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban
pada suatu bagian dari sistem yang ada.
5.
Saat
paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, computer akan membuka label alamat
IP lalu menggunakan daftar pengirim yang ada pada paket TCP untuk memeriksa
apakah ada kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman, dan menyusun kembali
paket-paket tersebut menjadi susunan teks seperti aslinya. Saat komputer
penerima menemukan paket yang rusak, computer tersebut akan meminta komputer
pengirim untuk mengirim Salinan baru dari paket yang rusak.
6.
Sebuah perangkat
khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam tipe jaringan yang ada di
horizon elektronik untuk berkomunikasi dengan Internet menggunakan TCP/IP.
Gateway menerjemahkan protocol asli jaringan computer tersebut menjadi TCP/IP
dan sebaliknya.
7.
Bagi seorang
pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang tidak terbatas,
yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway, router, dan protocol
yang membuat ilusi ini bekerja.
Berdasarkan standart protocol yang
dikembangkan, dan selanjutnya dipilah kedalam tugas masing-masing dalam
komunikasi, maka TCP/IP dapat dipisah menjadi:
a) Aplication layer berisi logika yang
diperlukan untuk mendukung program aplikasi yang digunakan oleh user.
b) Host to host layer memiliki fungsi untuk
menjamin bahwa semua data yang tiba di program aplikasi tujuan adalah sama
dengan yang dikirim oleh aplikasi system user. Protokol yang dipergunakan untuk
melengkapi tugas ini adalah TCP.
c) Internet layer memiliki ruang lingkup
mengenai prosedur yang diperlukan bila kedua sistem yang saling berkomunikasi
terletak pada sistem jaringan yang berbeda. Internet protocol dipergunakan
untuk melengkapi beberapa fungsi route lewat jaringan yang berbeda. Protokol
ini tidak saja diimplementasikan kepada komunikasi kedua sistem yang berbeda
tetapi juga untuk routing. Routing adalah proses yang menghubungkan dua
jaringan yang memiliki fungsi utama untuk mengalirkan data dari suatu jaringan
ke jaringan yang lain diantara sistem sumber ke sistem tujuan.
d) Network Access Layer memiliki ruang lingkup
pada pertukaran data diantara ujung sistem yang tersambung kepada suatu sistem
jaringan. Komputer pengirim akan melengkapi alamat (address) dari computer
tujuan, sehingga jaringan dapat memberikan route kepada data agar sampai ke
tujuan yang benar.
e) Physical layer meliputi interface
hardware diantara peralatan transmisi data dan media jaringan. Layer ini
memiliki perhatian khusus pada media transmisi, sinyal, kecepatan data, dan
hal-hal yang berhubungan dengan jaringan transmisi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis
dapat menyimpulkan beberapa hal, antara lain: pemahaman terhadap teori dasar
tentang komunikasi data, khususnya pada arsitektur protocol dan secara umum
protocol mempunyai fungsi untuk menghubungkan sisi dan penerima dalam
berkomunikasi serta bertukar informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Sugeng Winarto. 2010. Jaringan
Komputer Dengan TCP/IP. Bandung; Modula.
http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-danaplikasi.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-arsitektur-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringantcpip.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-danaplikasi.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-arsitektur-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringantcpip.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
0 comments: