Friday 5 October 2018

Makalah Arsitektur & Protokol


MAKALAH
ARSITEKTUR & PROTOKOL JARINGAN


Dosen Pembimbing :
Rahmat Irsyada, M.Kom

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1.      Didik Abdul Mukmin
2.      Wardi Utomo


PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ SUNAN GIRI BOJONEGORO
2018


KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat anugerah dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Arsitektur & Protokol Jaringan”. Sebelumnya penulis ingin berterimakasih kepada Bapak Rahmat Irsyada, M.Kom selaku dosen mata kuliah “Pemrograman Jaringan” yang telah memberikan tugas makalah ini kepada penulis.
            Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak menemukan kesulitan-kesulitan dalam merangkai kata-kata yang baik dan benar. Namun, penulis membuat makalah ini dengan sebenar-benarnya.
            Penulis menyusun makalah ini berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dengan bantuan sumber-sumber yang didapatkan dari internet. Penulis berharap makalah ini dapat dimengerti oleh siapapun yang membacanya. Selain itu juga dapat berguna dan menambah pengetahuan.
            Akhirnya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Namun, makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Sehingga penulis masih membutuhkan kritik dan saran untuk membangun dan memberikan masukan yang baik dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.


Bojonegoro, 29 September 2018


Penyusun :
1.      Didik Abdul Mukmin
2.      Wardi Utomo





DAFTAR ISI


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Komunikasi data pada prinsip dasarnya adalah suatu proses pengiriman data dari komputer satu dengan komputer yang lain supaya terjadinya pertukaran suatu paket data. Namun, terdapat berbagai masalah yang rumit seperti halnya untuk berkomunikasi antara komputer satu dengan yang lain harus ada kesamaan bahasa di antara keduanya, selain itu adalah bagaimana pengiriman paket data tersebut terkirim tepat ke komputer tujuan, dan menjadi masalah pula apabila komputer tersebut tidak berada pada jaringan yang sama.
Protokol dapat dimisalkan sebagai 2 orang dari bangsa yang berbeda yang akan berdialog dan berkomunikasi dengan bahasa mereka masing-masing. Sehingga dapat dipastikan komunikasi antara kedua orang tersebut tidak akan berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, supaya komunikasi kedua orang tersebut berjalan dengan lancar dapat menggunakan jasa penerjemah atau kalau dalam pembahasan kali ini adalah Protokol.
Demikian juga halnya dengan 2 komputer dari pabrik yang berbeda akan melakukan komunikasi data dengan caranya masing-masing juga tidak akan berjalan dengan baik. Supaya komunikasi antar kedua komputer dapat berjalan dengan baik dan dapat dimengerti masing-masing komputer dapat menggunakan bantuan protokol yang dapat digunakan secara umum.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik dan fungsi Protokol ?
2.      Apa yang disebut Model OSI ?
3.      Apa yang disebut Model TCP/IP ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui karakteristik dan fungsi Protokol.
2.      Mengenal Model OSI.
3.      Memahami Model TCP/IP.
D.    Manfaat
1.      Untuk mengenal dan memahami tentang arsitektur dan fungsi protokol, Model OSI, dan Model TCP/IP.





BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Dasar
Protokol adalah suatu sistem atau sekumpulan perintah yang mengatur dan mengijinkan terjadinya proses komunikasi, pengiriman dan penerimaan data, serta pengkoordinasian semua komputer yang terdapat pada jaringan sehingga dapat melakukan semua aktifitas tersebut dengan baik.
Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi antara keduanya. Pada tingkatan terendah, protokol mendefinisikan koneksi pada perangkat keras. Protokol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan oleh internet.
Protokol internet pertama kali dirancang pada awal 1980-an tepatnya pada tahun 1982. Pada awalnya protokol tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa node saja dan tidak diprediksikan akan berkembang secara global seperti pada saat ini. Baru pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet tumbuh secara pesat diseluruh dunia. Dari situ, banyak bermunculan berbagai jenis protokol yang digunakan untuk kalangan tertentu.
Namun timbullah masalah baru, yaitu jenis protokol dari pabrik tertentu tidak bisa saling terhubung dengan jenis protokol dari pabrik lain. Akhirnya, ISO (International Standard Organization) membuat standarisasi protokol yang disebut dengan OSI (Open System Interconnection). Tetapi dalam perkembangannya, OSI digantikan dengan TCP/IP yang lebih diterima oleh masyarakat.
Berikut adalah gambar dari protokol sederhana yang terdiri dari 3 layer (lapisan).

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi 3 yang dapat berdiri sendiri yaitu :
1.      Network Access Layer.
2.      Transport Layer.
3.      Application Layer.
1)      Network Access Layer, berfungsi sebagai berikut :
·         Menyediakan alamat tujuan dari komputer.
·         Bergantung pada jenis jaringan yang digunakan (LAN, Packet Switched, dan lain-lain).
2)      Transport Layer, berfungsi sebagai berikut:
·         Pertukaran data lebih nyata.
·         Tidak terikat pada jaringan yang digunakan.
·         Tidak terikat pada aplikasi.
3)      Application Layer, berfungsi sebagai berikut:
·         Mendukung untuk menggunakan aplikasi yang berbeda.
·         e-mail, dan file transfer.
B.     Karakteristik dan Fungsi Protokol
1.      Karakteristik Protokol
a.       Langsung
Bila dua sistem menggunakan point-to-point link, entiti-entiti pada sistem dapat dikatakan berkomunikasi secara langsung. Yakni kontrol informasi dan data melintas langsung diantara kedua entitas tersebut tanpa adanya pengatur yang lain.
b.      Tidak Langsung
Apabila sistem dihubungkan dengan swich jaringan komunikasi, atau mempunyai konfigurasi multipoint, maka tidak akan terjadi komunikasi protokol secara langsung.
c.       Monolitis
Pada sistem monolitis, task-task komunikasi pada entiti diperlakukan sebagai sebuah unit. Sehingga tugas dilakukan mandiri oleh unit tersebut. Misalnya pada dua unit yang saling bertukar data, maka semua logic yang berhubungan dengan pertukaran data dilakukan oleh masing-masing unit. Mulai dari koneksi ke jaringan, pemisahan paket data menjadi lebih kecil, dan seterusnya. Sehingga pertukaran data hanya akan terjadi jika entiti yang lain siap menerima data, sebaliknya entiti pengirim juga siap mengirimkan data.
d.      Terstruktur
Pada sistem terstruktur, rangkaian protokol yang digunakan mempunyai lapisan-lapisan atau hierarki. Sehingga tugas-tugas tertentu hanya dikerjakan oleh entiti yang lebih rendah tingkatannya, sedangkan entiti yang lebih tinggi hanya menerima service dari entiti yang lebih rendah. Secara tidak langsung, entiti pada tingkat lebih tinggi tergantung pada entiti pada tingkat yang lebih rendah untuk bertukar data.
e.       Simetris/Non Simetris
Sebuah protokol bersifat simetris jika dapat berkomunikasi antara entiti sejenis. Sedangkan protokol tidak simetris diterapkan pada protokol yang mempunyai tingkatan lebih tinggi/rendah, seperti hubungan antara “client” dan “server”.
f.        Standar/Non Standar
Protokol standar adalah sebuah protokol yang digunakan sebagai standard penghubung jaringan, misalnya : TCP/IP. Sedangkan protokol non standar adalah protokol yang dibuat untuk situasi komunikasi tertentu. Umumnya dirancang untuk model komputer khusus.
2.      Fungsi-fungsi Protokol
1.      Enkapsulasi
Berfungsi sebagai pelengkap informasi yang hendak dikirimkan. Selanjutnya, paket data tersebut dikenal dengan sebutan frame. Umumnya data-data tersebut dikirimkan ke blok-blok serta dikontrol oleh PDU (Protokol Data Unit).
Tiap-tiap PDU berisi data dan kontrol informasi, seperti alamat pengirim atau penerima, kode koreksi (untuk memeriksa urutan frame) dan kontrol protokol yang berupa informasi tambahan yang berguna mengaplikasikan fungsi-fungsi protokol. TFCP, HDLC, ATM, AAL5, LLC, frame relay, IEEE 802.3 dan IEEE 802.11 adalah protokol yang mempunyai enkapsulasi.
2.      Connection Control
Fungsinya adalah sebagai pembangun komunikasi antara transmitter dan receiver, termasuk pengiriman data serta penghentian hubungan. Pada saat pemindahan informasi tanpa sambungan (sinyal koneksi belum dibangun), PDU diperlakukan sendiri-sendiri, contohnya datagram. Saat koneksi tersedia terdapat 3 fase yang terjadi, yakni penentuan lokasi, perpindahan data, serta penghentian sambungan. Selama ada koneksi, Connection Control dapat menyelamatkan dan memperbaiki sambungan per tahap untuk mengatasi gangguan yang mungkin dialami.
3.      Flow Control
Protokol yang memiliki fungsi flow control akan mengatur arus data dari pengirim ke penerima. Ia bekerja dengan membatasi jumlah data yang ditransfer. Flow Control harus memiliki fungsi Stop and Wait yang mana cara kerjanya yaitu, Transmitter memindahkan frame ke receiver. Setelah diterima, receiver mengirimkan balasan bahwa frame telah sampai tujuan dan frame siap menerima deretan data berikutnya. Jika receiver belum mengirimkan pesan balasan, transmitter tidak akan menyalurkan frame selanjutnya.
Fungsi stop and wait ini akan efektif apabila digunakan untuk mengirimkan data dengan jumlah frame yang sedikit. Sebab apabila terlalu banyak akan membuat frame dipecah menjadi blok-blok dengan ukuran yang lebih kecil sebelum ditransmisikan. Flow Control harus diaplikasikan di beberapa protokol karena berguna untuk mengatur traffic, menyediakan spasi dan mendeteksi banjir data pada jaringan.
4.      Error Control
Error control diperlukan untuk menjaga data dan informasi dari kerusakan. Biasanya error control terdiri dari error detection dan transmisi ulang. Untuk error detection, disisipkan kode pendeteksi kesalahan pada paket yang ditransmisikan. Jika terdeteksi kesalahan penerimaan pada receiver, paket tersebut akan dibuang dan akan dilakukan permintaan transmisi ulang untuk paket yang dibuang tersebut.
5.      Addressing
Konsep pengalamatan meliputi hal-hal seperti berikut :
a)      Addressing level (tingkatan pengalamatan), menunjuk pada tempat dimana suatu entiti berada. Biasanya, alamat seperti ini disebut dengan network-level addressing. Contohnya dalam arsitektur TCP/IP disebut dengan alamat IP (IP Address) sedangkan dalam OSI disebut dengan Network Service Access Point (NSAP).
b)      Addressing Scope (jangkauan pengalamatan).
c)      Connection Identifiers (Identifikasi Koneksi), koneksi ini muncul pada transfer data yang lebih berorientasi koneksi. Pada koneksi data berorientasi koneksi, kadang hanya digunakan sebuah nama pada koneksi selama fase transfer data. Keuntungan penggunaan Identifikasi Koneksi antara lain :
·         Mengurangi Overhead
·         Dapat menentukan rute yang jelas (routing)
·         Efektif untuk koneksi yang lebih dari satu secara simultan.
·         Saat suatu koneksi dijalankan, ujung sistem mampu mempertahankan informasi kondisi yang berkaitan dengan koneksi tersebut.
d)      Addressing Mode (Mode Pengalamatan), Berhubungan dengan rujukan sistem tunggal (unicast address) atau port.
6.      Multiplexing
Multiplexing selain digunakan pada sistem pengalamatan yang menunjukkan koneksi dari koneksi multiple ke sistem tunggal atau dari sistem tunggal ke port, juga berhubungan dengan pemetaan koneksi dari satu level ke level yang lainnya.
7.      Transmission service
Sebuah protokol dapat menyediakan berbagai jenis layanan tambahan pada entiti-entiti yang menggunakannya. Contohnya :
a)      Prioritas : pesan-pesan tertentu, misalnya control message digunakan untuk mengetahui delay minimum.
b)      Mutu layanan : golongan data tertentu membutuhkan laju penyelesaian minimum atau batas penundaan maksimum.
c)      Security : kemungkinan dimintanya mekanisme pengamanan atau pembatasan akses.
C.    Model OSI (Open System Interconnection)
Pengertian Model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model konseptual yang terdiri dari atas tujuh layer, masing-masing layer tersebut mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan internasional yaitu ISO (International Organization for Standarization) pada tahun 1977. Model ini dikenal juga dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model).
Setiap lapisan berfungsi untuk melakukan fungsi-fungsi spesifik untuk mendukung lapisan diatasnya dan sekaligus juga menawarkan layanan untuk lapisan dibawahnya. Tiga lapisan terbawah akan fokus pada melewatkan trafic melalui jaringan kepada suatu sistem yang terakhir. Empat lapisan teratas akan bermain pada sistem terakhir untuk menyelesaikan proses komunikasinya.
Pembagian tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut :
1.         Membuat komunikasi jaringan ke bagian yang lebih sederhana.
2.         Membuat standar untuk komponen jaringan yang memungkinkan pengembangan dan multiple-vendor.
3.         Memungkinkan hardware dan software jaringan yang berbeda untuk berkomunikasi satu dengan yang lain.
4.         Mencegah efek perubahan dalam sebuah layer mempengaruhi layer yang lain, sehingga dapat berkembang lebih cepat.
Model OSI dibuat untuk mengatasi berbagai kendala Internetworking akibat perbedaan arsitektur dan protokol jaringan. Dahulu, komunikasi antar komputer yang berbeda sangat sulit untuk dilakukan. Masing-masing vendor menggunakan vendor dan format data yang berbeda-beda. Sehingga ISO (International Organization for Standarization) membuat sebuah arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dengan vendor yang berbeda.
a)      Definisi masing-masing layer pada model OSI
1.    Application Layer (Lapisan Aplikasi)
Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada pada lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
2.    Presentation Layer
Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol yang berada pada level ini adalah Perangkat lunak redirector (redirector software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT) dan juga network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC) atau Remote Desktop Protokol (RDP)).
3.    Session Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat, dipeliharak, atau dihancurkan. Selain itu, dalam layer ini dilakukan pula resolusi nama.
4.    Transport Layer
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket data yang hilang ditengah jalan.
5.    Network Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
6.    Data-link Layer
Berfungsi untuk menentukan bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menentukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan swich layer-2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi 2 level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC).
7.    Physical Layer
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.
b)      Kelebihan dan Kekurangan OSI Layer
1.        Kelebihan pada OSI Layer
a.       Memberikan bahasa dan referensi yang sama antar sesama professional.
b.      Membagi tugas jaringan kedalam layer-layer logis demi kemudahan dalam pemahaman.
c.       Memberikan kekuasaan pada fitur-fitur khusus pada level-level yang berbeda.
d.      Memudahkan dalam troubelshooting.
e.       Mendorong standard interoperability antar jaringan dan peranti.
f.        Memberikan modularity dalam fitur-fitur jaringan (developer dapat mengubah fitur-fitur tanpa mengubah dengan cara pendekatan keseluruhan).
2.        Kekurangan pada model OSI Layer :
a.         Layer-layer OSI adalah teoritis belum tentu pada penerapannya melakukan fungsi yang sesungguhnya.
b.        Implementasi suatu protokol tertentu bisa tidak mewakili setiap layer OSI (atau bisa tersebar disetiap layer).
D.    Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
TCP/IP adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri karena protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang digunakan pada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standard jaringan yang terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan dimana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut dengan alamat IP (IP Address) yang mengizinkan beberapa ratus juta komputer untuk saling berhubungan satu sama lain dalam internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem yang berbeda (seperti Microsoft Windows dan Keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
a.    Keunggulan TCP/IP adalah sebagai berikut :
1.      Open Protocol Standard, yaitu tersedia secara bebas dan dikembangkan independen terhadap komputer hardware ataupun sistem operasi apapun. Karena didukung secara meluas, TCP/IP sangat ideal untuk menyatukan bermacam hardware dan software, walaupun tidak berkomunikasi lewat internet.
2.      Independen dari Physical Network Hardware. Ini menyebabkan TCP/IP dapat mengintegrasikan bermacam network, baik melalui ethernet, token ring, dial-up, X.25/AX.25 dan media transmisi fisik lainnya.
3.      Skema pengalamatan yang umum menyebabkan device yang menggunakan TCP/IP dapat menghubungi alamat device-device lain di seluruh network, bahkan internet sekalipun.
4.      Hight Level Protocol Standard, yang dapat melayani user secara luas.
b.    Cara Kerja TCP/IP
1.         Untuk memindahkan data antara dua komputer yang berbeda dalam suatu jaringan yang terdiri dari banyak komputer, dibutuhkan alamat tujuan dan perantara untuk memindahkan sinyal elektronik pembentuk data secara aman dan langsung.
2.         Internet menggunakan protokol untuk menjamin sampainya data secara aman ditempat tujuan.
3.         Saat seorang pengguna internet mengirim sekelompok teks ke mesin lain, TCP/IP mulai bekerja. TCP membagi teks tersebut menjadi paket-paket data kecil, menambahkan beberapa informasi (dapat dianggap sebagai pengiriman barang), sehingga komputer penerima memastikan bahwa paket yang diterimanya tidak mengalami kerusakan sepanjang pengiriman. IP menambahkan label yang berisikan informasi alamat pada peket tersebut.
4.         Deretan paket-paket TCP/IP berjalan menuju tujuan yang sama dengan memakai berbagai jalur yang berbeda. Sebuah perangkat khusus yang disebut router dipasang di titik persimpangan jaringan dan memutuskan jalur mana yang paling efisien yang menjadi langkah berikut dari sebuah paket. Router membantu mengatur arus lalu lintas di Internet dengan membagi beban, sehingga menghindari kelebihan beban pada suatu bagian dari sistem yang ada.
5.         Saat paket-paket TCP/IP tiba di tempat tujuannya, computer akan membuka label alamat IP lalu menggunakan daftar pengirim yang ada pada paket TCP untuk memeriksa apakah ada kerusakan paket yang terjadi selama pengiriman, dan menyusun kembali paket-paket tersebut menjadi susunan teks seperti aslinya. Saat komputer penerima menemukan paket yang rusak, computer tersebut akan meminta komputer pengirim untuk mengirim Salinan baru dari paket yang rusak.
6.         Sebuah perangkat khusus yang disebut gateway memungkinkan beragam tipe jaringan yang ada di horizon elektronik untuk berkomunikasi dengan Internet menggunakan TCP/IP. Gateway menerjemahkan protocol asli jaringan computer tersebut menjadi TCP/IP dan sebaliknya.
7.         Bagi seorang pemakai, Internet hadir seperti jaringan global raksasa yang tidak terbatas, yang langsung merespon jika diminta. Komputer, gateway, router, dan protocol yang membuat ilusi ini bekerja.
Berdasarkan standart protocol yang dikembangkan, dan selanjutnya dipilah kedalam tugas masing-masing dalam komunikasi, maka TCP/IP dapat dipisah menjadi:
a)      Aplication layer berisi logika yang diperlukan untuk mendukung program aplikasi yang digunakan oleh user.
b)      Host to host layer memiliki fungsi untuk menjamin bahwa semua data yang tiba di program aplikasi tujuan adalah sama dengan yang dikirim oleh aplikasi system user. Protokol yang dipergunakan untuk melengkapi tugas ini adalah TCP.
c)      Internet layer memiliki ruang lingkup mengenai prosedur yang diperlukan bila kedua sistem yang saling berkomunikasi terletak pada sistem jaringan yang berbeda. Internet protocol dipergunakan untuk melengkapi beberapa fungsi route lewat jaringan yang berbeda. Protokol ini tidak saja diimplementasikan kepada komunikasi kedua sistem yang berbeda tetapi juga untuk routing. Routing adalah proses yang menghubungkan dua jaringan yang memiliki fungsi utama untuk mengalirkan data dari suatu jaringan ke jaringan yang lain diantara sistem sumber ke sistem tujuan.
d)      Network Access Layer memiliki ruang lingkup pada pertukaran data diantara ujung sistem yang tersambung kepada suatu sistem jaringan. Komputer pengirim akan melengkapi alamat (address) dari computer tujuan, sehingga jaringan dapat memberikan route kepada data agar sampai ke tujuan yang benar.
e)      Physical layer meliputi interface hardware diantara peralatan transmisi data dan media jaringan. Layer ini memiliki perhatian khusus pada media transmisi, sinyal, kecepatan data, dan hal-hal yang berhubungan dengan jaringan transmisi.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, antara lain: pemahaman terhadap teori dasar tentang komunikasi data, khususnya pada arsitektur protocol dan secara umum protocol mempunyai fungsi untuk menghubungkan sisi dan penerima dalam berkomunikasi serta bertukar informasi.
























DAFTAR PUSTAKA
Sugeng Winarto. 2010. Jaringan Komputer Dengan TCP/IP. Bandung; Modula.
http://pendtiumrenitha.blogspot.com/2013/04/arsitektur-protokol-tcpip-danaplikasi.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://fikri-ichie.blogspot.com/2013/05/protocol-dan-arsitektur-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://jokopurn.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/32571/Bab2.pdf
(diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://biggerlink.blogspot.com/2013/02/arsitektur-dan-protokol-jaringantcpip.html (diakses tanggal 5 Maret 2015)
http://asiyahlee.blogspot.com/2013/04/arsitektur-dan-protokol.html
(diakses tanggal 5 Maret 2015)

Previous Post
Next Post

0 comments: